Disini saya akan membahas mengenai
penggajian syariah. Walaupun kadang-kadang perbankan syariah saja tidak
menggunakan sistem syariah untuk penggajian karyawan di perusahaanya, namun
saya sangat yakin sistem penggajian syariah adalah sistem yang paling adil bagi
pengusaha maupun karyawan.
Sistem
ini sekarang sudah mulai dilirik untuk menyelamatkan perusahaan dari hantaman
krisis. Ada yang terang-terangan, ada yang sambil malu-malu menyebut kata
syariah dan ada yang hanya mengambil esensinya tanpa membawa kata syariahnya,
alias diganti nama. Semua itu bagi saya tidak begitu penting. Yang penting
adalahbahwa sistem Illahiyah ini terbukti mampu bertahan dalam
berbagai situasi.
Sebenarnya
prinsip dari penggajian syariah simpel sekali, yakni memberikan gaji kepada
karyawan benar-benar sesuai dengan prestasi dan kontribusinya terhadap
pendapatan perusahaan. Gaji karyawan bisa naik dan turun sesuai dengan laba
yang diperoleh perusahaan. Dengan sistem bagi hasil dan bagi resiko ini, kedua
belah pihak sama-sama diuntungkan. Karyawan sebagai pekerja beruntung karena
seluruh upayanya dalam memajukan perusahaan dihargai dengan fair. Prestasi
sekecil apapun akan mendapatkan apresiasi dalam bentuk materi. Hal ini
merupakan implementasi dari sebuah ayat Al Qur’an bahwa
amal walaupun sebesar biji zahra, akan mendapatkan pahala yang setimpal.
Bagi
Perusahaan, penggajian syariah juga menguntungkan, karena dengan sistem ini
mampu merubah status biaya gaji dari fix cost menjadi variable
cost. Dengan begitu biaya gaji bisa dibuat menjadi unlimited,
karena semakin besar gaji yang diberikan, berarti pendapatan perusahaan juga
semakin besar. Perusahaan tidak pernah terbebani dengan biaya gaji, meskipun
pendapatan perusahaan sedang turun tajam.
Bukan
hanya itu, dengan sistem penggajian syariah, memungkinkan menggali potensi
karyawan secara lebih dalam ketimbang dengan sistem penggajian konvensional.
Karena dengan sistem ini, karyawan tidak perlu khawatir bahwa upaya, ide dan
prestasinya akan tidak dihargai oleh perusahaan. Kadang karyawan memiliki
kemampuan yang jauh lebih besar dari apa yang mereka tunjukkan ketika
perusahaan menggunakan sistem konvensional. Namun mereka merasa tidak ada
gunanya mengeluarkan ide untuk membesarkan perusahaan, toh tidak akan
berpengaruh apa-apa bagi dirinya. Alih-alih mendapatkan promosi naik jabatan,
kadang kala malah justru mendapatkan perlawanan dari teman-temanya sendiri yang
tidak ingin berubah.
Penggajian
syariah juga akan menurunkan tingkat PHK pada perusahaan. PHK terjadi biasanya
karena perusahaan tidak mampu lagi membayar gaji karyawan disatu sisi dan
disisi lain karyawan tidak pernah mau diturunkan gajinya. Karyawan selalu ingin
dinaikkan gajinya dari waktu ke waktu, tak peduli perusahaan sedang untung
maupun rugi. Sekali menaikkan gaji, jangan harap bisa menurunkanya, maka banyak
perusahaan yang lebih memilih karyawan kontrak daripada harus merekrut karyawan
tetap, yang makin lama akan menjadi beban perusahaan. Sedangkan dengan sistem
penggajian syariah, setiap bulan gaji bisa naik dan turun sesuai dengan laba
perusahaan. Realisitis sekali kan?
Lalu
bagaimana implementasi pengajian syariah ini pada perusahaan?
Pada
prinsipnya, setelah melakukan pembukuan secara rinci selama satu bulan, kita
akan mendapatkan data total pendapatan yang diterima. Lalu total pendapatan ini
dikurangi seluruh biaya yang dikeluarkan pada bulan tersebut, dengan demikian
kita akan mendapatkan laba bersih perusahaan. Kemudian laba bersih itulah yang
akan dibagi antara perusahaan dengan karyawan. Misalnya saja 40% dari laba
bersih tersebut yang akan diberikan kepada karyawan sebagai gaji dan 60% nya
untuk pengembangan usaha dan sebagianya merupakan keuntungan pemilik
perusahaan.
Menghitung
seperti diatas sangatlah mudah, biasanya yang sulit adalah mendirstribusikan
40% jatah gaji karyawan kepada masing-masing orang agar sesuai dengan prestasi
dan kontribusinya.
Salah
satu solusi adalah dengan menerapkan sistem poin. Kita bisa membagi menjadi dua
kelompok, yaitu poin pokok dan poin prestasi. Poin Pokok adalah poin tetap yang
diberikan perusahaan dengan mempertimbangkan jabatan, masa kerja, loyalitas dan
integritas selama karyawan tersebut bekerja.
Sedangkan
Poin Prestasi adalah Poin yang diberikan atas prestasi yang telah ia gapai,
misalnya berdasarkan omzet penjualan yang berhasil ia lakukan, jika ia seorang
marketing. Jika seorang teknisi bisa diambil dari jumlah service yang telah
berhasil ia lakukan dengan benar. Bisa juga berdasarkan jumlah sepatu yang
berhasil ia jahit dengan baik bagi karyawan pabrik, atau berapa karung yang
telah ia pindahkan dari gudang ke mobil, jika ia seorang kuli angkut gudang.
Setalah
semua orang yang terlibat dalam perusahaan mendapatkan poin, kita jumlahkan
total poin yang berhasil dikumpulkan oleh semua karyawan dalam perusahaan. Dari
situ kita akan menemukan nilai indek poin. Yakni dengan cara membagi jumlah uang
yang 40% dari laba bersih tadi dengan jumlah poin yang berhasil dikumpulkan
oleh seluruh karyawan.
Index
Poin inilah yang akan dikalikan dengan jumlah poin masing-masing karyawan untuk
mendapatkan nilai gaji yang akan mereka terima. Index poin ini setiap bulan
akan berubah-ubah. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah pendapatan, besarnya biaya
dan jumlah poin yang berhasil dikumpulkan.
Keuntungan
menggunakan sistem penggajian syariah sudah dijelaskan, cara menghitungnya juga
sudah tahu, lalu apa lagi? do it now …ini demi kebaikan usaha
anda sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar